Minggu, 22 November 2009

Kiamat 2012??

Minggu, 22 November 2009
Ceramah Dharma oleh: Y.M. Bhante Nyana Pundarika.

Sekarang ini sedang nge-trend orang membicarakan tentang kiamat tahun 2012. Dengan adanya berita ini, lantas apakah kita harus menghamburkan-hamburkan uang dan berfoya-foya hanya karena kiamat sudah dekat? Jika tidak kiamat, maka habislah harta kita. Tidak ada gunanya berfoya-foya. Kiamat itu masih lama. Sang Buddha telah mengajarkan kepada kita tentang kiamat sejak 2500 tahun yang lalu.

Sesungguhnya kiamat, tsunami, bencana-bencana itu ada di dalam diri kita. Bencana-bencana itu berupa kebencian, kemarahan, dan semua pikiran/perbuatan buruk yang ada di dalam diri kita. Yang harus kita lakukan adalah melenyapkan segala hal buruk yang ada dalam diri kita. Kita melakukan perbuatan baik, membuat kebajikan kepada orang-orang di sekitar kita, kepada papa, mama dan keluarga, dan kepada teman-teman kita.

Bumi ini sudah berjuta tahun umurnya. Lapisan ozon semakin menipis. Es di kutub utara dan selatan mulai mencair. Orang-orang mengebor minyak mengakibatkan lapisan-lapisan bumi menjadi berlubang. Kegiatan manusia inilah yang membuat terjadinya banjir dan gempa. Bencana-bencana itu pasti sewaktu-waktu akan terjadi. Kita tidak dapat mencegahnya. Yang bisa kita lakukan adalah menjaga lingkungan kita.

Kita dapat melakukan kebajikan dimulai saat bangun tidur, kita berterimakasih masih bisa bernapas dan masih bisa melakukan perbuatan baik. Kita bertemu dengan orang- orang, kita tersenyum. Maka orang yang melihatnya akan merasa bahagia. Kita dapat membuat orang bahagia dengan perhatian-perhatian kecil yang tulus. Misalnya di rumah. Jika istri melihat suaminya baru pulang dibuatkan makanan. Atau anak melihat bapaknya pulang kerja dan lelah maka anak menawarkan untuk memijat. Dari hal-hal kecil inilah dapat membuat orang berbahagia.

Contoh lain yaitu, kita tahu Bhante Vajragiri sedang sakit. Tetapi beliau cepat sembuh. Suster-suster dan dokter pun jadi bingung. Mengapa? Karena bhante-bhante dan samanera sering menghibur beliau, membuat cerita yang lucu-lucu, sehingga beliau merasa senang. Begitu pula hendaknya yang kita lakukan jika kita menjaga orang yang sakit. Jika menjaga orang sakit, kita tidak boleh ikut stress karena akan berdampak pada pasien, pasien akan lambat sembuh. Yang seharusnya kita lakukan adalah menghibur dan membuat pasien tersbut bahagia, sehingga dia akan cepat sembuh.

Jika membenci seseorang, kita akan ingat terus dengan orang tersebut. Kita melihat orang tersebut, kita jadi emosi dan menjadi bertambah benci. Kalau sudah demikian, tidak akan ada damai dalam hati kita. Kita seharusnya belajar melepaskan, belajar mengasihi. Setiap saat kita berpikir: "Semoga semua makhluk hidup berbahagia." Dengan demikian, hati kita menjadi tenang, hidup kita damai, dan tidak ada lagi rasa benci.

Orang-orang jaman sekarang berlomba-lomba untuk memberikan penghargaan, seperti poligami terbanyak, paling cantik, paling ini, paling itu. Tetapi, tidak ada penghargaan untuk orang yang berbuat baik. Kita sebagai umat Buddha boleh merasa bangga karena agama Buddha terpilih sebagai agama yang terbaik. Orang-orang pandai dari tiap agama berkumpul untuk mendiskusikan agama mana yang terbaik, dan agama Buddhalah yang dipilih. Dalam agama Buddha tidak pernah ada peperangan. Agama Buddha mengajarkan cinta kasih. Tetapi, tidak ada seorangpun utusan agama Buddha yang mengambil penghargaan tersebut. Mengapa? Karena kita tidak perlu penghargaan tersebut. Agama Buddha bukanlah agama, tetapi pedoman hidup yang mengajarkan tentang kehidupan. Buddha mempunyai prinsip Ehipassiko (datang, lihat, dan buktikan kebenarannya).

-----------

Marilah kita sebagai umat Buddha berbuat kebajikan. Orang mau bilang kiamat sebentar lagi, biarkan saja. Kita tetap menjalankan Dharma dalam kehidupan kita. Kita berbuat baik dan membuat kedamaian. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Sadhu.. Sadhu.. Sadhu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar