Jumat, 01 Januari 2010

Hari Metta

Hari raya Metta dirayakan pada bulan Januari, dan hari raya ini jatuh tepat pada tanggal 1 Januari. Hari raya Metta ini tidak ada hubungan dengan kehidupan Sang Buddha Gotama.

Hari raya Metta ini baru ditetapkan pada tahun 1970 oleh World of Buddhist Council di Hongkong. Peristiwa ini terjadi sehubungan dengan peresmian sebuah rumah sakit Buddhis di Hongkong yang dihadiri oleh umat Buddha dari seluruh dunia pada tanggal 1 Januari 1970. Dalam kesempatan ini Perhimpunan Sangha Sedunia menyatakan bahwa: Rumah sakit yang bersifat sosial merupakan perwujudan cinta kasih yang nyata.

Maka seyogianya di dalam memperingati hari Metta, pikiran kita penuh dengan perbuatan-perbuatan kemanusiaan dan secara khusus melaksanakan Metta Bhavana. Pada hari raya Metta sebaiknya umat Buddha melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat cinta kasih, misalnya:
  • Tidak melakukan kekerasan, penganiayaan atau pembunuhan, berpantang makan daging.
  • Melakukan kebaktian cinta kasih untuk semua makhluk hidup terutama yang membutuhkan kasih sayang.
  • Memberikan berbagai jenis dana untuk fakir miskin, panti asuhan, baik berupa uang atau kebutuhan lainnya.
  • Membebaskan binatang-binatang kembali ke alam bebas.

Umat Buddha di dalam melaksanakan cinta kasih tidak hanya terbatas pada manusia saja, tetapi kepada semua makhluk. Metta di dalam agama Buddha sama sekali bukan cuma perasaan persaudaraan keagamaan (teman seagama), sebatas saudara kandung. Jika cinta kasih atas dasar pandangan agama, orang-orang dari kepercayaan yang berbeda itu tidak dapat memenuhi mimbar persaudaraan sejati, maka sungguh patut disayangkan bahwa ajaran-ajaran dari para guru dunia yang mulia itu sia-sia belaka. Demikian juga dengan cinta kasih yang tidak hanya sebatas saudara kandung yang dilaksanakan oleh Sang Buddha, yang bekerja demi kesejahteraan serta kebahagiaan semua makhluk, baik itu yang mencintainya maupun yang memusuhinya atau bahkan yang ingin membunuhnya, baik itu kepada orang jahat, kepada orang baik, Sang Buddha memancarkan kasih sayang dalam kadar yang sama.

Sang Buddha menganjurkan kepada para siswanya untuk melatih metta dengan teliti, sehingga mereka dilarang menggali tanah, karena dapat mengakibatkan kematian binatang-binatang yang berada di dalam tanah.

Tingkatan metta yang dianjurkan bagi para bhikkhu untuk dicapai mereka dapat dimengerti bila meninjau sabda Sang Buddha: "Jika perampok-perampok kejam memotong anggota badanmu satu-persatu dengan gergaji, dan bila saat itu engkau mengisi hatimu dengan kebencian terhadap mereka, maka sesungguhnya engkau bukanlah pengikutku." Sang Buddha bersabda: "Kita hidup bahagia jika kita tidak membenci seorang pun di tengah-tengah mereka yang membenci." (Dhammapada, Sukha Vagga I: 197).

Dengan uraian di atas jelaslah bahwa masalah cinta kasih dalam agama Buddha sangatlah dalam maknanya. Sekarang tinggal diri kita untuk melatih metta yang telah ada. Dimulai dari diri sendiri, kita berusaha mengembangkan cinta kasih sedikit demi sedikit kepada semua makhluk, tanpa memandang kepercayaan, bangsa, ras, atau kelamin, termasuk kepada binatang.

Orang yang mengembangkan metta tidak akan lagi dipengaruhi oleh perasaan-perasaan keakuan. Ia telah melandasi dirinya dengan beton bertulang: ia tidak lagi dipengaruhi oleh kasta, kelamin, kebangsaan, kesukuan, keyakinan agama dan lain sebagainya; ia dapat menganggap seluruh dunia ini sebagai tanah airnya, dan dengan memandang demikian semua makhluk adalah saudara dalam samudra kehidupan.

Manfaat mengembangkang Metta:
  • Orang yang penuh metta dapat tidur dengan tenang dan bahagia. Apabila seseorang tidur dengan hati terang dan bebas dari perasaan benci, tentu ia dapat tidur dengan seketika. Hal ini dapat dibuktikan secara nyata oleh orang yang perasaannya penuh dengan metta. Karena ia pergi tidur dengan rasa metta, maka ia akan terjaga dengan perasaan metta.
  • Orang yang bajik dan penuh welas-asih akan bangun dari tidurnya dengan wajah berseri-seri.
  • Di dalam tidurnya, orang yang perasaannya penuh metta tidak diganggu oleh impian-impian yang buruk. Karena pada waktu jaganya ia penuh dengan metta, maka ia akan merasa aman juga di dalam tidurnya. Ia akan tidur dengan nyenyak, dan kalaupun ia bermimpi, maka impiannya selalu baik-baik saja.
  • Ia akan disegani orang lain. Karena ia mencintai orang lain, maka ia pun dicintai oleh orang lain. Orang yang melatih metta akan dicintai oleh makhluk-makhluk yang bukan hanya manusia.
  • Orang yang penuh dengan metta akan cepat untuk memusatkan pikiran. Karena pikirannya tidak terganggu oleh getaran-getaran permusuhan maka pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mudah.
  • Dengan batin yang tenang, ia akan hidup dalam sorga ciptaannya sendiri. Bahkan orang yang bergaul dengan dirinya juga akan merasakan berkah itu.
  • Metta mempunyai pengaruh untuk menambah keindahan wajah seseorang. Raut wajah pada umumnya merupakan pantulan dari keadaan pikiran.
  • Orang yang batinnya penuh dengan metdta akan meninggal dengan tenang bagaikan kapal yang berlabuh di teluk yang teduh: tidak ada pikiran benci yang akan mengganggu dirinya. Bahkan setelah meninggal mukanya kelihatan berseri-seri, membayangkan ketenangan kematiannya.
  • Bilamana orang yang penuh dengan metta meninggal, maka ia akan meninggal dengan tenang dan bahagia, dan ia kan tumimbal lahir di alam-alam luhur dan bahagia.


Disadur dari: Diktat Kuliah Agama, ditulis oleh Bhikkhu Sumananyano.

1 komentar:

  1. Bagus artikelnya. Selama ini saya telah salah pengertian dgn hr metta ada hub. dgn kehidupan Sang Budha Gautama. Thanks for sharing.

    BalasHapus