Jumat, 28 Mei 2010

Hari Waisak

Hari suci Waisak adalah hari suci umat Buddha yang utama dan telah ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak tahun 1983 sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

Hari suci Waisak adalah hari untuk memperingati tiga peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan Guru Agung kita Sang Buddha Gotama. Tiga peristiwa tersebut jatuh pada purnamasidhi di bulan Waisak (biasanya jatuh pada bulan Mei pada kalender Masehi).

Tiga peristiwa tersebut adalah:
  1. Peristiwa lahirnya Bodhisattva Siddhartha di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
  2. Peristiwa Bodhisattva Siddhartha mencapai Penerangan Sempurna (menjadi Sammasambuddha) di bawah pohon Bodhi di hutan Gaya pada tahun 588 SM.
  3. Peristiwa wafatnya Sang Buddha Gotama (mencapai parinibbana) di Kusinara pada tahun 543 SM.

Karena memperingati tiga peristiwa penting itu, maka sering kita sebut dengan sebutan Hari Tri Suci Waisak. Kita juga sering memberikan sebutan lain yaitu sebagai Hari Buddha, yang sebagai Ratana pertama dalam Tiratana.

Hari Trisuci Waisak atau kalender Buddhis (Buddhist Era) dimulai dari satu tahun setelahSang Buddha Gotama Maha-parinibbana.



Ditulis oleh: Bhikkhu Sumananyano.
Sumber: Diktat Kuliah Agama Buddha, Universitas Sriwijaya, Penerbit Vihara Dharmakirti.

Selasa, 25 Mei 2010

Hidup Penuh Makna

Kehidupan yang penuh makna memerlukan pandangan cerah mendalam. Kita semua perlu menganugerahi diri kita waktu dan kedamaian untuk memanjat piramida yang ada di dalam diri kita masing-masing, untuk menyembul dari kekusutan hutan kehidupan kita, meskipun hanya untuk waktu yang singkat. Maka kita akan melihat sendiri tempat kita di antara segala sesuatu, pengamatan menyeluruh atas perjalanan hidup kita, dan menatap gamblang kemahaluasan yang menyelimuti segalanya. Sebutlah hal itu meditasi jika Anda mau, atau mengetahui dengan hening atau melihat dengan tenang. Ini seperti suku Indian Maya yang mendaki piramida dan melampaui hutan rumahnya, untuk menemukan makna.

Lebih lanjut, hidup penuh makna adalah suatu pelatihan untuk melepas. Anda melepas sebagian kekayaan Anda untuk beramal. Anda melepas perilaku buruk untuk menjaga sila. Anda melepas kepentingan diri untuk mempraktikkan welas asih. Dan Anda melepas nafsu untuk mempraktikkan meditasi. Dhamma adalah sebuah kursus terpadu untuk melepas.

Bila Anda menjalani hidup Anda dengan penuh makna, tidak hanya Anda akan meninggal dengan tenang, tetapi Anda pun akan memberikan begitu banyak sukacita bagi semua orang yang bersua dengan Anda, di dalam kehidupan dan kematian Anda.

Ajahn Brahm
Dari buku: Hidup Senang Mati Tenang

Senin, 17 Mei 2010

Ciri Khas Buddhisme

Pemaafan, kelembutan, ketanpakekerasan, dan belas kasih penuh damai adalah "ciri khas" Buddhisme yang tersohor, dan kualitas-kualitas itu dipersembahkan secara gratis dan luas kepada semua makhluk, termasuk para satwa tentu saja, dan juga, yang paling penting, kepada diri kita sendiri. Tidak ada tempat untuk meratap dalam rasa bersalah atau membenci diri sendiri di dalam Buddhisme, bahkan tidak ada tempat pula untuk merasa bersalah karena merasa bersalah!

Ajahn Brahm
~Hidup Senang Mati Tenang~

Selasa, 11 Mei 2010

Letakkan Bebanmu dan Berbahagialah

Orang-orang zaman sekarang terlalu banyak berpikir. Kalau saja mereka sedikit mengurangi proses berpikir mereka, barangkali hidup mereka akan mengalir jauh lebih lancar.

Ketika kita harus mengerjakan sesuatu yang kita pikir begitu berat dan tidak menyenangkan, kadang kala kita berontak, marah, dan mengeluh. Dan seringkali kita membayangkan hari-hari yang melelahkan. Semakin kita marah, semakin berat pula rasanya pekerjaan kita.

Di saat seperti itu, ingatlah nasehat berikut:
"Memikirkannya, jauh lebih berat daripada mengerjakannya."

"Masalahmu adalah karena kamu terlalu banyak berpikir!"

Memang benar nasehat di atas, bahwa memikirkannya adalah bagian yang terberat.

Ketika kita berhenti mengeluh dan hanya mengerjakan pekerjaan kita, sama sekali tak ada masalah. Begitu kita berhenti meratap dan merengek, semua pekerjaan yang dikerjakan akan terasa jauh lebih ringan.

Bagian terberat dari segala sesuatu dalam hidup, adalah.... memikirkannya.


Dirangkum dari buku: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya, Penulis: Ajahn Brahm.

Kamis, 06 Mei 2010

Tathagata

Ada satu orang yang muncul di dunia ini
demi kesejahteraan banyak makhluk,
demi kebahagiaan banyak makhluk,
atas welas asih terhadap dunia,
demi kebaikan, kesejahteraan, serta kebahagiaan
para dewa dan manusia.
Siapakah orang itu?
Itulah Tathagata, Araha,
Yang Tercerahkan Sempurna.
Inilah orang itu.

Ada satu orang yang muncul di dunia ini,
yang unik, tanpa banding, tanpa tanding,
tiada tara, tiada duanya, tiada padanannya,
yang terbaik di antara manusia.
Siapakah orang itu?
Itulah Tathagata, Araha,
Yang Tercerahkan Sempurna.
Inilah orang itu.

Anguttara Nikaya 1: xiii, 1, 5.

Appamada Vagga (Kesadaran): 21

Kesadaran adalah jalan menuju keabadian;
kelengahan adalah jalan menuju kematian.
Orang yang sadar tidak akan mati;
orang yang lengah tak ubahnya seperti orang mati.

Dhammapada, Appamada Vagga: 21

Tanpa Aku

Di mana air, tanah, api, dan udara
tak punya pijakan;
di sana bintang tak bersinar,
mentari tak tampak,
rembulan tak muncul,
kegelapan tak terdapat.
Dan ketika seorang suci, seorang brahmana,
melalui penyelidikan,
telah mengetahui sendiri hal ini,
maka, dari bentuk dan nirbentuk,
dari suka dan duka, ia telah terbebas.

Udana 1.10

Spread The Dhamma

Pergilah, para bhikkhu, demi kesejahteraan
dan kebahagiaan banyak makhluk,
atas dasar welas asih kepada dunia,
demi kebaikan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan para dewa dan manusia.

Vinaya Pitaka i.8

Hormati Gurumu

Walaupun engkau menjadi pengikut Saya,
engkau harus tetap berdana kepada
guru-guru agamamu yang terdahulu.
Engkau tidak boleh mengabaikan mereka
begitu saja dan menarik sokonganmu.

Majjhima Nikaya I.371

Rabu, 05 Mei 2010

Kebahagiaan

Kesenangan indrawi bagai pedang dan pasak;
gugus kehidupan bagai papan eksekusi;
apa yang kau sebut sebagai kebahagiaan indrawi
kini bukanlah kebahagiaan bagiku.

Therigatha 234

Be mindful!

Sesuai yang kita dapat, kita memberi dana;
Kita jalani sila; kita pahami kematian dan kefanaan.
Bagi manusia seperti kita,
Mati itu pasti, Hidup itu tidak pasti.
Segalanya fana dan pasti layu.
Oleh karenanya, kita harus selalu SADAR siang dan malam.

Jataka 354