Kamis, 05 Mei 2011

Perlukah Berdebat?

[Pidato yang benar] dipidatokan dengan benar, tidak salah kata;
masuk akal, bukan tidak masuk akal;
menyenangkan, bukan tidak menyenangkan;
benar, bukannya tidak benar.

~ Sutta Nipata 449

Kita perlu berbicara. Kadang-kadang kita bahkan melakukannya dengan bijaksana dan baik, tetapi kita biasanya melakukannya dalam cengkeraman kemarahan, frustrasi atau ketidakpedulian. Saya tidak dapat mengatakan kepada Anda berapa kali saya merasa terdorong untuk marah karena komentar-komentar yang ditujukan pada istri saya, menyadari betapa bodohnya saya melakukan hal tersebut, hanya untuk kesenangan diri. Kita melakukan hal seperti itu.

Buddha menganjurkan cara lain. Bhikkhu tidak pernah ikut serta dalam pembicaraan yang bersifat merusak; bagi mereka ini adalah peraturan yang harus ditaati. Bagi kita, hal ini merupakan ajaran untuk diikuti, tetapi memang hal ini baik. Pikirkan kembali hidup Anda dan hitunglah apakah dengan cara kebohongan dan penghinaan Anda telah mengubah seseorang atau sesuatu menjadi lebih baik? Saya pribadi tidak pernah menemukan hal yang demikian, tetapi saya telah mengubah orang dan benda menjadi lebih baik dengan mengikuti nasihat Buddha, bahkan dalam suatu pertengkaran sengit. Kadangkala ketika istri saya dan saya dapat menguasai lidah kami sehingga pembicaraan menjadi lebih menyenangkan, pertengkaran berubah menjadi sukacita.



Sumber: What Would Buddha Do?
By: Franz Metcalf.
Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar