Senin, 07 Maret 2011

Rusa Angin dan Rumput Madu

Kisah Tentang Kemelekatan

Pada jaman dahulu kala, raja Benares mempunyai seorang tukang kebun yang merawat taman peristirahatannya. Kadang-kadang hewan-hewan dari hutan terdekat akan keluyuran ke taman itu. Si tukang kebun mengeluhkan hal ini kepada raja, yang sebaliknya berkata, "Jika kamu melihat hewan aneh, katakan segera kepadaku!"

Suatu hari tukang kebun tersebut melihat sesuatu yang aneh. Ia melihat sejenis rusa aneh di ujung taman. Ketika rusa itu melihatnya, rusa itu berlari secepat angin. Tukang kebun itu tahu bahwa ia telah melihat sekelebat dari 'rusa-angin'. Mereka adalah jenis hewan yang sangat langka dan sangat luar biasa pemalu. Mereka sangat mudah ketakutan akan kehadiran manusia.

Sebagaimana yang telah diperintahkan, tukang kebun itu melapor kepada raja tentang 'rusa angin' ini. "Apakah kamu dapat menangkap hewan langka ini?" tanya raja. "Tuanku, jika engkau memberikanku beberapa madu lebah, aku dapat membawanya ke istana ini!" jawab si tukang kebun. Raja memerintahkan bahwa si tukang kebun itu dapat memperoleh madu lebah sebanyak yang ia inginkan.

Sekarang dalam cerita ini, 'rusa angin' kecil kita ini sangat suka memakan bunga-bunga dan buah-buahan yang tumbuh di taman peristirahatan raja. Agar tidak menakuti 'rusa-angin' tersebut, si tukang kebun membiarkan dirinya terlihat sedikit demi sedikit sehingga rusa itu terbiasa dengan kehadirannya. Selanjutnya, ia menebarkan madu di rerumputan di mana rusa-angin biasanya memamah. Dengan cukup pasti, rusa itu mulai memakan rumput yang berlapiskan madu. Segera, ia menjadi ketagihan akan rasa dari 'rumput-madu' ini dan datang ke kebun setiap hari. Tak berapa lama, rusa itu tidak memakan apa pun selain 'rumput-madu'!

Tukang kebun itu mendekati 'rusa-angin' sedikit demi sedikit. PAda awalnya rusa itu akan berlari menjauh. Tetapi, secara perlahan, 'rusa-angin' terbiasa dengan kehadirannya. Rusa itu kehilangan rasa takutnya dan berpikir bahwa orang itu tidak merugikan. Bahkan, tukang kebun itu dapat membuat rusa tersebut makan rumput-madu dari tangannya. Ia melakukan hal ini selama beberapa waktu hanya untuk membangun keyakinan dan kepercayaan rusa itu.

Sementara itu, si tukang kebun juga membuat serangkaian tirai, membuat jalur yang lebar dari sudut terjauh taman peristirahatan hingga ke istana raja. Tirai ini akan mencegah 'rusa-angin' melihat orang-orang dari dalam jalur yang mungkin mengejutkannya.

Ketika semua telah siap, tukang kebun mengambil sebuah keranjang yang berisi rumput dan wadah madu bersamanya. Kemudian ia mulai memberi makan 'rusa-angin' dari tangannya kerika rusa itu muncul. Secara bertahap, tukang kebun itu membimbing 'rusa-angin' ke dalam jalur tirai. Ia terus membimbingnya dengan rumput-madu secara perlahan hingga akhirnya rusa itu mengikutinya menuju istana. Ketika di dalam bangunan, prajurit-prajurit istana menutup pintu-pintu dan 'rusa-angin' terperangkap. Ketakutan karena melihat begitu banyak manusia di sekelilingnya, rusa itu mulai berlari berkeliling dengan cepat, dengan kalut mencari jalan untuk melarikan diri.

Raja datang ke ruangan itu dan melihat 'rusa-angin' yang ketakutan tersebut. "Alangkah kasihannya 'rusa-angin' ini! Bagaimana ia dapat menjadi demikian? Seekor 'rusa-angin' adalah seekor binatang yang tidak akan kembali ke tempat di mana ia telah melihat seorang manusia selama tujuh hari penuh. Dan secara umum, jika ia telah mewaspadai tempat tertentu, ia tidak akan kembali ke sana untuk seumur hidupnya! Tetapi lihat! Bahkan makhluk liar pemalu demikian dapat terperangkap karena keinginannya untuk sesuatu yang manis dan bahkan terpikat ke istana di tengah kota," kata beliau.

"Teman-temanku, para guru mengingatkan kita untuk tidak terlalu mlekat terhadap tempat di mana kita menetap sebab semua itu bersifat sementara dan akan segera berlalu. Mereka mengatakan bahwa terlalu melekat terhadap suatu lingkaran kecil kekerabatan akan mengikat dan membatasi pandangan yang lebih luas. Tetapi lihatlah betapa berbahayanya kemelekatan terhadap rasa manis atau sensasi rasa lainnya. Lihatlah bagaimana si tukang kebunku menjerat hewan elok pemalu ini dengan mengambil keuntungan dari kemelekatannya pada rumput berlapiskan madu."

Tidak ingin membahayakan 'rusa-angin' yang lembut ini, raja melepaskannya kembali ke hutan. Sejak hari itu, rusa itu tidak pernah kembali ke taman peristirahatan raja.

Pesan moral:
"Kemelekatan dan keinginan dapat membahayakan kesejahteraan seseorang."






Sumber: Ketamakan dan Kemurah-hatian, Penerbit Dian Dharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar